Salah satu delegasi International Gamelan Festival 2018 penasaran dengan topeng barongan yang dimainkan anak-anak di Desa Ledok, Kecamatan Sambong. (foto: dok-infoblora) |
Hal itu terjadi ketika Event International Gamelan Festival (IGF) 2018 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Solo melakukan road show atau anjangsana kebudayaan ke Blora.
Rabu (15/8/2018), dua bus besar rombongan peserta IGF 2018 tiba di Kabupaten Blora. Mereka melaksanakan kunjungan ke kabupaten yang berjuluk Kota Barongan ini untuk melihat pertunjukan seni barongan dan tayub. Dimana keduanya merupakan kesenian rakyat yang identik dengan musik pengiring dari gamelan jawa.
Tidak hanya melihat barongan dan tayuban, rombongan juga diajak berkunjung ke dua lokasi daya tarik wisata andalan Kabupaten Blora, yakni Penambangan Minyak Tua secara tradisional di Desa Ledok, Kecamatan Sambong dan Loko Tour Cepu.
Turis mancanegara berebut mengabadikan anak-anak kecil pemain barongan di Desa Ledok, Kecamatan Sambong. (foto: dok-infoblora) |
Mereka kagum melihat anak-anak kecil sudah pintar memainkan gamelan untuk musik pengiring barongan. Tak bosan-bosan para turis mancanegara ini mendokumentasikan aksi anak-anak baik berupa foto maupun video. Mereka semakin paham dengan seni barongan karena Duta Wisata Kabupaten Blora dilibatkan untuk memberikan arahan.
“Menarik sekali ya pertunjukan ini, karena saya juga baru saja melihatnya. Apalagi, yang memainkan alat musik gamelan itu anak-anak, jadi saya senang sekali. Saya sebelumnya tahu, Barongan itu apa, namun baru kali ini menyaksikan secara langsung, bagus sekali,” ungkap Elsje Plantema, seorang pimpinan Site Performance IGF dari Amsterdam, Belanda.
Ketika dihibur dengan seni tayub di kawasan Loko Tour Cepu sembari menyantap makan siang, puluhan bule ini juga bergantian ikut menari dengan iringan gamelan. Karena sering bergoyang dengan musik barat, maka ketika mengikuti gerakan tayub nampaknya agak kaku. Meski demikian mereka tetap terhibur dan menyenangi musik gamelan.
“Dua puluh delapan tahun lalu saya pernah ke Blora karena ada teman kuliah dari sini. Setelah berpisah lama, akhirnya sekarang saya ke Blora lagi lewat IGF 2018. Senang rasanya bisa nostalgia dan melihat anak-anak bermain gamelan,” kata Jhon, salah satu bule dari Belanda.
Ahmad Mahendra, Kepala Bagian Umum dan Kerjasama Ditjen Kebudayaan Kemendikbud yang ikut dalam rombongan IGF menyampaikan alasannya memilih Blora sebagai salah satu tempat wajib untuk dikunjungi. Pasalnya menurut data yang ada, Blora dahulu merupakan salah satu tempat pembuatan gong yang dikirim ke Solo.
Hanyut dalam pertunjukan seni tayub, dua orang turis manca berjoget diiringi gamelan jawa. (foto: dok-infoblora) |
Pemerintah Kabupaten Blora, yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si merasa bangga dan senang karena IGF 2018 sudah bersedia mampir melihat kekayaan seni budaya di wilayahnya.
“Terimakasih sudah berkunjung ke Kabupaten Blora. Blora merupakan gudangnya seniman yang erat kaitannya dengan gamelan. Disini ada ratusan grup kesenian barongan, begitu juga tayub dan pewayangan. Barongan cilik, penayub remaja dan dalang cilik, disini tempatnya. Jadikan pengalaman kunjungan ini sebagai modal untuk bercerita saat pulang ke daerah atau negeri asal. Semoga akan kembali lagi berkunjung ke Blora,” ungkap H.Arief Rohman M.Si.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Drs. Kunto Aji di depan rombongan IGF 2018 menyampaikan promosi event Indonesiana yang akan diselenggarakan di Blora pada bulan September mendatang.
“Monggo, kami undang untuk datang kembali ke Blora pada tanggal 12-15 September 2018 dalam pelaksanaan platform kebudayaan Indonesiana dengan tema besar Cerita dari Blora. Dimana dalam event ini kami akan mengangkat kegiatan pelestarian sastra Pramoedya Ananta Toer beserta kekayaan seni budaya yang dimiliki Kabupaten Blora,” terang Drs. Kunto Aji. (res-ib)
from infoblora.com https://ift.tt/2MrYRla
0 Response to "Turis Mancanegara Tertarik Kesenian Barongan Blora dan Tayub"
Post a Comment